Sri Sundari Muljani,S.Pd,M.Pd

Perkenalkan saya Sri Sundari Muljani,lahir di Bandung, 4 Agustus 1971 ,merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, memulai pendidikan di SDN Julang1 Kota Bogor t...

Selengkapnya
Navigasi Web
Piala Untuk Suamiku (Part.2)

Piala Untuk Suamiku (Part.2)

Mengikuti perkuliahan di Universitas Terbuka, merupakan hal baru dan merupakan tantangan bagiku, aku , aku mencoba untuk tetap konsisten dalam kegiatan Tutorial On-line, dimana kami para mahasiswa bisa berdiskusi tentang materi pada mata Kuliah yang diampu di S2 jurusan MPDR, banyak hal yang kami dapat peroleh di sini, selain bertambah wawasan keilmuan, kami menambah teman melalui jejaring ini, karena mahasiswa Universitas Terbuka tersebar dari Aceh sampai Papua, bahkan sampai 32 negara, salah satunya adalah Hong Kong dan Jepang, Mahasiswa UT yang berada di luar negeri kebanyakan dari mereka merupakan TKI, saat pulang kembali ke Tanah Air ikut PNS atau bangun usaha, UT juga menyediakan beasiswa lewat program Bidikmisi, peningkatan prestasi akademik, dan beasiswa dari dana CSR yang bersumber dari ribuan mitra UT. Ternyata keputusanku untuk melanjutkan pengembangan diri di Unversitas Terbuka tidak salah, Senang rasanya aku memiliki banyak teman dari berbagai daerah dan negara yang aku dapat peroleh disini.

Selain kesenangan yang aku dapat disini, aku juga banyak mendapat tetesan air mata. Hal itu terjadi pada mata kuliah Statistik Pendidikan yang merupakan Mata Kuliah Pokok Magister Pendidikan Dasar, dimana syarat lulus dari S2 MPDR adalah semua mata kuliah yang dipersyaratkan tanpa nilai E. “Huaaaaaaa , bagaimana ini.” Aku mendapatkan nilaI E pada mata kuliah ini, padahal untuk mata kuliah ini aku sudah privat statistik bersama beberapa teman kuliahku. Rasanya perjuangan yang aku lakukan sejauh ini sia-sia saja. Aku begitu prustasi dan menyerah atas situasi ini. “Apa yang harus aku lakukan.” Hidupku seperti berhenti disini, tak ada gairah untuk melanjutkan pendidikanku dan mengembangkan diriku.

“Kamu adalah wanita luar biasa, kamu pasti bisa melaluinya.” Kata suamiku menghiburku saat melihat kondisiku yang begitu terpukul.

“Nga mau denger, bodo amat.” Jawabku di sela-sela rasa putus asaku.

“ Hehehehe.” Katanya. “Kamu cantik banget deh kalo lagi marah, bikin aku gemes dan nga mau jauh-jauh darimu.” Katanya.

“Pergi jauh jauh, aku nga mau dengar apapun.”jawabku dengan uraian airmata, sambil ku banting pintu kamarku.

(To be Continue)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Suami y penuh cinta. Barakallah bu smg sehidup SeSurga

23 Jan
Balas

Aamiin ya mujibasailin

24 Jan

Wih, suami siaga

23 Jan
Balas

Wih, suami siaga

23 Jan
Balas

Kegagalan pasti akan kita alami sebelum menemukan keberhasilan. Ya kan, Bun?

23 Jan
Balas

Eh ada di cinta, semangat Yo S3,siapa takut.wk wk wk

23 Jan
Balas

Perjuangan yg membuahkan hasil manis y bun... Kita dapat melaluinya bersama namun sangat berkesan.. Semangat bun ngelnjutin S3

23 Jan
Balas



search

New Post